Bucky, nama panggilan Buckminster, sebenarnya adalah orang
yang beruntung. Menempuh kuliah di perguruan tinggi Harvard yang bagus, tapi
karena bandel dia tidak pernah lulus. Dia menikah dengan anak orang kaya. Bucky
yang cerdas hidup aman, nyaman dan boros, hingga musibah menimpanya.
Saat sedang bangkrut dan tinggal di rumah yang jelek, anak
gadis satu-satunya meninggal dunia. yMengapa anaknya harus mati? Bucky
memutuskan untuk bunuh diri. Tak ada gunanya lagi hidup tanpa anak yang
dicintainya.
Supaya tidak digagalkan orang, Bucky dengan cerdik memilih
cara bunuh diri dengan pura-pura berenang di danau Michigan. Rencananya di
tengah danau dia akan menenggelamkan diri. Bucky sudah berdiri di depan danau
Michigan, seperti rencananya. Sementara ia berdiri disana, mendadak ia mendapat
semacam ilham, seperti yang belakangan ia gambarkan seolah-olah Tuhan berbicara
kepadanya. Bahkan setelah 50 tahun pun dia masih ingat kata-katanya.
“Bucky, kamu bukanlah milik dirimu. Kamu adalah milik alam
semesta... Yakinlah bahwa kalau kamu curahkan waktu dan perhatianmu demi
kepentingan sesamamu maka alam semesta akan mendukungmu, selalu, dan persisi di
saat-saat kritis.”
Bucky terkejut mendengar suara itu. Tiba-tiba dia sadar,
jalan yang dipilihnya sangatlah konyol. Serasa mendapat pencerahan baru, Bucky
mengurungkan niatnya untuk bunuh diri. Dia kembali pulang, dan memutuskan untuk
memulai kembali hidupnya secara berbeda. Dia membulatkan tekad untuk
mengabdikan dirinya bagi alam semesta.
Bucky yang cerdas kini berfokus membuat sesuatu yang
bermanfaat. Dia tertarik untuk membuat rumah yang mudah dan murah untuk
dibangun. Solusi yang dia ajukan adalah rumah dengan bentuk bola. Baginya, bola
memiliki volume terbesar untuk luas terkecil. Bucky merancang bangunan yang
akhirnya mendapatkan patent : Kubah Geodesic (Geodesic Dome) yang dirumuskan
tahun 1940.
Gambar Geodesic Dome
Kubah Geodesic adalah temuan istimewa yang memungkinkan
membangun kubah tanpa tiang berapapun luas diameternya. Bucky mampu merumuskan
persamaan matematika yang bisa menghasilkan kunah tersebut dengan hanya susunan
batang-batang besi. Dengan temuan Bucky itu dapat dibuat rumah, gedung, juga hanggar
dengan sangat cepat. Kubah Geodesic terbesar ada di Jepang dengan diameter 710
feet.
Temuan Bucky mendapat patent dan digunakan untuk membangun
gedung-gedung komersil. Royalti dari paten mengalir membuat Bucky menjadi orang
yang sangat kaya. Uniknya, setiap bulan Bucky menyumbangkan semua pendapatannya
untuk amal. Bulan berikutnya rekening tersebut telah berisi lagi dengan royalty,
dia sumbangkan lagi. Kabarnya terkadang dia menyumbang 1 juta dollar (saat itu
jumlah yang sangat besar). Demikian seterusnya, sampai akhir hayatnya ia tidak
pernah kekurangan apapun. Ia tahu alam semesta akan mendukungnya, selalu, dan
persis di saat-saat kritis.
Gambar Mobil Dymaxion
Buckminster Fuller dipandang sebagai seorang pemikir besar.
Gagal kuliah di Harvard, namun diberi 47 gelar doktor kehormatan, menulis
sekitar 28 buku, dan memiliki sekitar 25 patent yang berharga. Dia mendapat
pujian langsung dari Einstein, rekannya. Konsep geodesic dome dia perluas untuk
kendaraan yang disebut Dymaxion, pembuatan peta bumi yang sesuai dengan bentuk
bola, dan piringan radar. Fuller juga seorang yang humanis, banyak menuliskan
ide memperlakukan bumi dengan lebih baik. Dia menghitung bahwa bila dipasang
kincir angin di setiap tower jaringan listrik tegangan tinggi di Amerika, bisa
menghasilkan 3,5 kali listrik saat itu. Bagi dia krisis energy tidak ada, yang
ada adalah krisis karena ‘ketidakpedulian’. “There is no energy crisis, only a
crisis of ignorance.” (Fuller)
Sumber : SEPIA Institute
Tidak ada komentar:
Posting Komentar