Bagian Pertama:
Sepasang suami-istri pernah mengalami masa-masa indah, dan juga
masa-masa kelam. Setiap pasangan suami-istri akan selalu mengenang
bayinya yang telah tiada. Hal itu pula pernah dialami oleh saya dan
istri saya.
Setelah sebulan kami menikah, kabar gembira itu datang,
al-hamdulillah istri saya positif hamil. Saat itu juga saya mulai
memperhatikan istri dan kandungannya agar selalu sehat. Setiap sebulan
sekali kami berdua rutin memeriksa kandungan istri, senang rasanya
melihat (melalui USG) sang janin sehat dan normal.
Seiring waktu semakin bertambah, gerakan sang janin bisa dirasakan
oleh kami berdua. Kami berdua selalu mengajak ngobrol, sang janin
merespon dengan gerakannya di dalam kandungan istri saya. Walaupun kami
berdua tidak mengerti respon gerakannya, yang jelas kami berdua sangat
bahagia. Ketika kami berdua sedang membaca al-ma’tsurat atau al-Qur’an,
sang janin merespon dengan gerakannya yang unik. Bahkan ketika kami
berdua terlelap tidurnya karena kelelahan, sang janin membangunkan kami
berdua untuk shalat shubuh. Saat saya marah pada istri karena sesuatu
hal, sang janin merespon dengan gerakannya yang unik menetramkan hati
saya. Itulah saat-saat kami berdua bahagia. Jika bayi itu lahir
perempuan, saya dan istri saya sepakat memberi namanya Zainab
Al-Ghazali, diambil dari tokoh Ikhwanul Muslimin. Jika laki-laki, belum
punya nama.Sempat istri saya darahnya tinggi mencapai 160, tapi
al-hamdulillah turun lagi ke angka itu normal 130.
Pada tanggal 3 February 2013 kami pindah ke Cipanas Cianjur,
bertepatan dengan ulang tahun saya, sang janin pun masih bergerak. Esok
harinya kami pergi ke bidan, bayinya sehat dan normal. Pada hari jum’at
sampai hari minggu sang janin tidak bergerak lagi, pada awalnya kami
sempat curiga. Karena sabtu-minggu dokter prakteknya tutup, hari
seninnya kami pergi ke dokter kandungan. Setelah diperiksa oleh dokter,
dokter menyatakan jika sang janin telah tiada. Kami masih tidak percaya,
kami dan keluarga pergi ke dokter kandungan lainnya, ternyata hasilnya
sama. Saya dan istri syok, saya merasa kasihan pada istri saya ketika
sang janinnya telah tiada, ditambah lagi Ibu mertua saya telah tiada
saat istri hamil 3-4 bulan.
Pada malam itu juga, 11 February 2013, kami dan keluarga masuk RSUD
Cianjur, karena harus segera dilahirkan. Pada malam yang hening, saya
memohon pada Allah Swt untuk menghidupkan kembali jasad sang janin kami,
kalau Dia memang Tuhan yang Maha Menghidupkan dan Mematikan. Dengan
butir-butir air mata ini, saya sangat memohon kepada Allah Sang pencipta
Alam untuk menghidupkannya kembali. Istri saya terbaring dengan lemah d
ruang rawat. Di depan istri saya harus tegar untuk menghibur istri
saya, namun hati terdalamnya saya tahu dia sangat terpukul dengan ujian
ini. Darah tingginya mencapai 220, dan saya pun tidak tega melihat istri
seperti ini. Walaupun keluarga besar dan teman-teman mendoakan istri
dan saya agar sabar,tabah, dan segera sang janin keluar dari rahim, hati
saya masih sangat terpukul. Dan memohon sekali lagi pada Tuhan Maha
Penyayang untuk menghidupkan kembali jasad sang janin kami.
Pada hari kedua malamnya, saya menyadari jika Allah itu Maha
Mengetahui apa yang tidak kami ketahui. Pada sepertiga malam yang
hening, saya memohon ampun pada Allah Swt. Atas tindakan doa saya yang
melebihi tindakan Nabi Musa ketika bersama Nabi Khidir. Saya pasrah atas
ujian ini, dan bersabar atas rencana Allah yang lebih baik lagi buat
kami berdua, dan memohon kepada Allah Maha Kuasa alam ini untuk
mengeluarkan jasad sang janin dari rahim istri saya. Pada saat adzan
subuh bergema, al-hamdulillah istri saya melahirkan jasad sang janin
dengan normal, dan ternyata dia seorang perempuan yang cantik dan
mungil. Kami memberi namanya Zainab Al-Ghazali, diambil dari tokoh
ikhwanul muslimin yang luar biasa pada era dictator Gamal Abdul Nasser.
Semoga engkau wahai puteriku yang tercantik menjadi penghuni Surga
Allah, dan bergabung dengan golongan para Nabi, Sholihin, Shodiqin, dan
Syuhada. Kami berdua sangat merindukanmua, dan memohon pada Allah Swt.
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang agar bisa bersamamu lagi di Surga
kelak. Amiin.
Cipanas, 31 Maret 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar